Tarian Burake
Tarian ini berasal dari bagian Barat Tana Toraja yaitu Kecamatan
Bonggakaradeng. Tarian ini merupakan tarian pemujaan kepada Puang Marua
can Deata (Aluk Todolo).
Ditarikan
oleh gadis-gadis bangsawan dengan iringan musik yaitu suling lembang,
musik gesek yaitu geso'-geso', gendang tangan yang kecil yaitu Kamaru
(Garapung) dan gendang besar yaitu Gandang Boro. Tarian ini diantar
dengan sebuah lagu berjudul : Kamma'-kamma'ku To Lino (Lagu khusus
pemujaan).
Pakaian
yang digunakan sangat spesifik yaitu Bayu Nene' Barandilau,
Basserarang, Dodo orang. Perhiasannya terdiri dari Sa'pi' Ulu,
Tida-tida, Ponto Kati, Sassang, Rara' dan Orang-orang serta hiasan khas
yaitu Kanuku Deata (kuku dewa-dewi). Untuk kaum lelaki menggunakan
Seppa' Todolo/Seppa' Tallubuku, Bayu Pokko' Muane, Sambu', Talingka'
sapu', La'bo Pinai, semuanya adalah bagian dari tradisional lelaki
ditambah hiasan dari manik-manik.
Tarian Dau Bulan
Sama dengan tarian Burake, namun tarian ini adalah Tari kreasi baru yang
diciptakan oleh keluarga Tonglo dan berasal dari Kecamatan
Bonggakaradeng.
Tarian ini dipergelarkan sebagai tarian pengucapan syukur kepada Puang Matua atas berkatnya terutama keberhasilan panen.
Pakaian
dan perhiasan yang dikenakan oleh para penari hampir sama dengan tarian
Burake namun lebih sederhana. Alat musik pengiring dahulu kala
digunakan lesung panjang namun pada saat sekarang ini telah diganti
dengan gendang.
Juga
tarian ini memiliki lagu khusus yang dikenal dengan judul Dao Bulan
Da'mu mallun len, yang berarti permohonan kepada sang Pencipta agar
berkatNya senantiasa dilimpahkan pada umat manusia sama seperti
terangnya bulan yang senantiasa bersinar.
Tarian Ma'badong
Penari membuat lingkaran yang saling mengkaitkan jari-jari kelingking. Penari bisa pria juga bisa wanita setengah baya atau tua.
Penari membuat lingkaran yang saling mengkaitkan jari-jari kelingking. Penari bisa pria juga bisa wanita setengah baya atau tua.
Biasanya mereka berpakaian serba hitam namun terkadang berpakaian bebas karena tarian ini terbuka untuk umum.
Tarian
ini hanya diadakan pada upacara kematian ini bergerak dengan gerakan
langkah yang silih berganti sambil melantunkan lagu (Kadong Badong) yang
syairnya berisikan riwayat manusia mulai dari lahir hingga mati dan
do'a, agar arwah si mati diterima di negeri arwah (Puya) atau alam
dialam baka.
Tarian
Badong ini biasanya berlangsung berjam-jam, sering juga berlangsung
semalam suntuk. Perlu diketahui bahwa hanya pada upacara pemakaman yang
lamanya tiga hari/malam ke atas yang boleh dilaksanakan tarian Badong
ini atau khusus bagi kaum bangsawan.
Tarian Ma'dandan
Tarian ini berintikan pemujaan dan doa-doa yang disampaikan kepada Puang
Matua dan Deata(dalam Aluk Todolo) pada syukuran panen atau pun
tahbisan rumah adat. Ditarikan oleh sekelompok orang wanita.
Pakaian
dan perhiasannya serta peralatan yang digunakan cukup sederhana, yaitu
pakaian / baju Toraja/Bayu Bussuksiku dan memakai hiasan kepala (sa'pi')
yang menyerupai segitiga bagian rumah di bawah atap (lindo para).
Peralatan
mereka adalah tongkat dan kaleng kecil yang diisi kerikil kecil
sehingga berbunyi gemerincing apabila diketukkan pada tongkat. Mereka
bergerak dengan lemah gemulai menggoyangkan tongkat dan diiringi irama
nyanyian khusus untuk Ma'dandan.
Tarian Ma'katia
Tarian duka untuk menyambut keluarga dan kerabat yang menghadiri upacara pemakaman seorang bangsawan.
Penari
berpakaian adat Toraja secara seragam dengan memakai sa'pi'. Dengan
gerak gemulai diiringi lantunan lagu duka untuk menyatakan bahwa mereka
juga turut berbagi duka dan dapat menghibur keluarga yang berduka.
Tarian dimainkan saat rombongan keluarga ataukerabat (totongkon), memasuki arena penerimaan tamu (lantang Karampoan).
Tarian Manganda'
Tarian ini dipentaskan oleh kaum pria yang mempergunakan tanduk kerbau
dan hiasan uang-uang logam kuno (oang) sebagai hiasan kepala ditambah
dengan kain mawa' tua terjumbai ke belakang. Para penari menggunakan
juga lonceng/bel kecil yang selalu dideringkan pada saat menari dan
bunyinya sangat merdu dan ritmik.
Gerakan
tarinya sering dibarengi lengking teriakan yang mengejutkan penonton
Tarian Manganda' adalah tarian pemujaan yang dipentaskan pada upacara
Merok atau Ma'Bua'.
Tarian Manimbong
Tarian Manimbong juga merupakan tarian pemujaan dan doa pada upacara
syukuran. Perbedaannya ialah tarian ini hanya ditarikan oleh kaum pria.
Pakaian,
hiasan dan perlengkapan mereka terdiri dari pakaian khusus untuk pria
yaitu Bayu Pokko' dan Seppa Tallu Buku dan berselempangkan kain
tua/antik yakni Mawa' serta mengenakan hiasan kepala yang terbuat dari
bulu burung bawan atau bulu ayam yang cantik.
Perlengkapan
mereka yaitu parang kuno (la'bo' pinai) dan sejenis tameng bundar kecil
yang bermotif ukiran Toraja. Gerakan mereka juga diiringi dengan syair
lagu khusus.
Tarian
Manimbong sering dikombinasikan dengan Tarian Ma'dandan dengan gerakan
yang diiringi oleh irama yang sama, walaupun tempat penari pria dan
wanita saling bertukaran tempat ke depan dan ke belakang, berdiri dan
berlutut, dengan diiringi sentakan
gerakan-gerakan kaki.
Tarian Memanna
Tarian ini khusus ditarikan pada upacara penguburan orang mati karena
terbunuh. Penarinya terdiri dari lelaki yang menyeramkan dengan pakain
compang-camping dari tikar robek, ikat kepala dari rumput padang-padang,
senjatanya dibuat dari bambu, perisainya terbuat dari pelepah pinang
atau kulit batang pisang.
Tarian
ini sangat jarang ditemukan karena jarang terjadi pembunuhan. Dengan
syair-syair penari yang sedih dan menakutkan bergerak mundur majus ambil
mengutuk si pembunuh yang kejam.
Tarian Pa'Bondesan
Pa'bondesan merupakan tarian pemujaan di mana penarinya kaum lelaki.
Para penari bertelanjang dada dan hanya mengenakan semacam selendang
yang diselempangkan dari bahu ke pinggang secara diagonal. Mereka juga
mengenakan kuku palsu yang disebut kuku setan kanuku bombo, dan hiasan
kepala yang khas seperti bando dihiasi dengan bambu kesil penuh
guntingan-guntingan kertas disebut Pangarru'.
Gerakan
dalam tarian ini, senantiasa berputar di tempatnya mengikuti irama
suling yang ditiup oleh empat orang pemain suling (tidak ikut menari).
Alunan suling tersebut sangat menarik dan menyentuh perasaan.
Tarian Ma'Gellu'
Gellu' Pangala' adalah salah satu tarian tradisional dari Tana Toraja
yang dipentaskan pada acara pesta "Rambu Tuka" juga tarian ini
ditampilkan untuk menyambut para patriot atau
pahlawan
yang kembali dari medan perang dengan membawa kemenangan. Tetapi tarian
ini tabu atau pamali dipentaskan pada acara "Rambu Solo".
Tarian Pa'pangngan
Tarian ini dipentaskan oleh gadis-gadis cantik berpakaian Toraja secara lengkap yang warnanya agak hitam atau agak kegelapan.
Gerakan mereka diiringi oleh alunan bunyi suling lembang dan alunan lagu duka (pa'marakka').
Gerakan
penari merupakan ucapan selamat datang dan penyuguhan sekapur sirih
(Pangngan) dan diakhiri dengan ucapan terima kasih dan pernyataan pamit.
Tarian Pa'randing
Tarian ini khusus untuk menghormati para pahlawan perang yang akan pergi berperang atau baru tiba dari medan perang.
Penarinya
terdiri dari 2 atau 3 bahkan lebih dan hanya ditarikan oleh laki-laki
dan biasanya berasal dari rumpun keluarga yang sama.
Perlengkapan dan hiasan yang dikenakan adalah :
- Balulang: yaitu perisai yang dibuat dari kulit kerbau yang sudah diawetkan dan sangat kuat.
- Doke, Tombak, La'bo' Todolo (Parang antik), Tanduk: tiruan tanduk kerbau yang terbuat dari kuningan,
- Tora: taring binatang buas yang pernah dibunuh oleh leluhur penari,
- Usuk Tau: tulang rusuk manusia yang dipakai sebagai kalung.
- Pempaya': rambut binatang liar yang melambangkan sebagai pemburu yang berani.
- Pangngarru': tongkat yang terbuat dari tangkai enau sebagai kompas.
Bayu dan seppa tallu buku: celana tradisional laki-laki Toraja.